Jumat, 08 Mei 2020

Kalimat Berkuantor dan Penarikan Kesimpulan

Kalimat Berkuantor
1.      Jenis Kalimat Berkuantor
a.       Kuantor Eksistensial / Kuantor Khusus
Suatu kalimat yang menggunakan kata ada, beberapa, terdapat, atau sebagian yang menunjukan jumlah.
Contoh:
1)      Terdapat bilangan prima yang genap.
2)      Ada ikan yang tidak bertelur.
Kuantor eksistensial dapat juga ditulis: ∃(x) p(x) dibaca “ada x yang bersifat p(x)”.
b.      Kuantor Universal / Kuantor Umum
Suatu kalimat yang menggunakan kata semua atau setiap. Kuantor universal dapat ditulis ∀(x) p(x) dibaca “setiap x bersifat p(x)”
Contoh:
1)      Semua murid mengikuti upacara bendahara.
2)      x ∈R, x – 4 < 2

2.      Ingkaran / Negasi dari Kalimat Berkuantor
a.       “beberapa x bersifat p(x)” ingkarannya “semua x tidak bersifat p(x)”.
Contoh:   Ada karyawan yang tidak mendapat THR.
                 ∃(x), p(x) ingkaran: ∀x, ~p(x) semua karyawan mendapat THR.
b.      “semua x bersifat p(x)” ingkarannya “beberapa x tidak bersifat p(x)”
Contoh:   Semua bilangan prima adalah bilangan ganjil.
                 ∀(x), p(x) ingkaran: ∃(x), ~p(x) Ada bilangan prima tidak ganjil.

Penarikan Kesimpulan
Berikut ini adalah tiga aturan dasar penarikan kesimpulan dalam logika matematika.
1.      Modus Ponens
Jika p ⇒ q benar dan p benar maka dapat disimpulkan q juga benar.
Modus ponens dapat dinyatakan dengan pola seperti berikut.
Premis 1: p ⇒ q          ...         (B)
Premis 2 : p                 ...         (B)
Konklusi : q                 ...         (B)
Contoh:
a.    Jika suatu bilangan kelipatan 4, maka bilangan itu genap
28 kelipatan 4                                                                   
28 bilangan genap
b.    Hewan mamalia bernapas dengan paru-paru.
Hewan ini adalah hewan mamalia                                   
Hewan ini bernapas dengan paru-paru.

2.      Modus Tollens
Jika p ⇒ q benar dan ~q benar maka dapat disimpulkan ~p juga benar.
Modus tollens dapat dinyatakan dengan pola seperti berikut.
Premis 1 : p ⇒ q         ...         (B)
Premis 2 : ~q               ...         (B)
Konklusi : ~p              ...         (B)
Contoh:
a.    Jika hari libur maka Nia pergi ke rumah nenek.
Nia tidak pergi ke rumah nenek.                        
Bukan hari libur.
b.    Jika p maka q.
Tidak q.                                                              
Tidak p.

3.      Silogisme
Jika p ⇒ q benar dam q ⇒ r benar maka dapat disimpulkan p ⇒ r juga benar.
Prinsip silogisme dapat dinyatakan dengan pola sebagai berikut.
Premis 1 : p => q         ...         (B)
Premis 2 : q => r          ...         (B)
Konklusi : p => r         ...         (B)
Contoh:
a.    Jika Entin belajar dengan rajin maka ia akan lulus UN.
Jika Entin lulus UN maka ia di belikan sepeda Baru.                    
Jika Entin belajar dengan rajin maka ia dibelikan sepeda baru.
b.    Semua anak kelas XI suka pejaran matematika.
Dian anak kelas XI.                                                                       
Dian suka pelajaran matematika.